Wednesday, January 27, 2010

Tolak Dekan, Dokter Ancam Berhenti Mengajar

Dari Kompas

Tolak Dekan, Dokter Ancam Berhenti Mengajar
Kamis, 21 Januari 2010 | 02:01 WIB
KOMPAS/WISNU AJI DEWABRATA

PONTIANAK,KOMPAS.com - Sejumlah dokter dari RSUD dr Soedarso mengancam berhenti mengajar di Fakultas Kedokteran (FK) dan Ilmu Kesehatan Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak. Ini sebagai bentuk penolakan penetapan dekan yang bukan berlatar belakang ilmu kedokteran.

Dalam aksi di depan Rektorat Rabu siang, kaca pintu depan gedung tersebut pecah karena mereka berusaha masuk untuk menghentikan pelantikan Dr Thamrin Usman DEA sebagai dekan yang Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Untan Pontianak.


Untuk diketahui, Usman adalan calon dekan yang berlatar belakang pendidikan bidang kimia. Sebelumnya ia adalah Dekan Fakultas Matematika IPA. Sementara Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Untan sebelumnya masih berupa program studi dan tergabung di Fakultas MIPA. Ketua Program Studi dijabat Prof Wahyuning dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

John Hard, dokter spesialis bedah syaraf yang ikut dalam aksi itu mengatakan tidak bisa menerima keputusan pihak universitas. Menurut dia, pembentukan karakter dan dokter yang mumpuni haruslah juga dipimpin oleh seorang dokter.

Ia menganggap ada kejanggalan karena Prof Wahyuning sendiri menyarankan agar Untan dapat mengambil dokter dari universitas lain di Indonesia untuk menjadi dekan di fakultas tersebut. Namun hal itu tidak dilakukan karena pihak universitas harus mengeluarkan biaya besar.

Rektor Untan Prof Dr Chairil Effendy mengatakan, penunjukan dekan untuk Fakultas Kedokteran melalui proses panjang dan telah mendapatkan persetujuan dari Dirjen Pendidikan Tinggi.

Menurut dia, jabatan dekan adalah jabatan administratif yang tidak berkaitan langsung dengan perkuliahan. Hal itu berbeda dengan posisi ketua program studi karena berkaitan langsung dengan perkuliahan.

"Mengangkat dekan dari universitas lain juga memungkinkan. Namun Untan harus menyiapkan rumah jabatan, kendaraan dan honor yang besar. Sedangkan dokter yang menjadi dosen belum ada yang memenuhi persyaratan sebagai dekan," katanya.

Sebanyak 42 orang dokter spesialis dan 20 dokter umum di RSUD dr Soedarso Pontianak kini menolak memberikan bimbingan kepada mahasiswa Kedokteran Untan.

No comments:

Post a Comment