Wednesday, January 27, 2010

Dekan (Bukan Hanya) Manager


Dari Pontianak Post, Rabu, 27 Januari 2010


Salah satu dampak pengiring dari pelantikan Dr. Thamrin Usman, DEA sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan adalah pernyataan beberapa orang (non-akademisi) tentang tugas dekan suatu fakultas di sebuah universitas. Dekan merupakan pimpinan suatu fakultas. Fakultas merupakan bagian dari sebuah universitas yang mewadahi satu disiplin ilmu (Misal: Fakultas Hukum, Fakultas Pendidikan) atau beberapa disiplin ilmu yang saling berkaitan (Misal: Fakultas Bisnis dan Managemen, Fakultas Kedoteran dan Ilmu Kesehatan).
Seperti yang dilaporkan di sejumlah media massa, mereka menyatakan bahwa tugas dekan itu bersifat managerial. Dikatakan, dekan di suatu fakultas tidak perlu ahli dalam disiplin ilmu yang dikembangkan oleh fakultas yang dipimpinnya. Yang penting kemampuan managerialnya baik. Secara umum ada empat tugas yang harus diemban oleh setiap perguruan tinggi. Tugas pertama adalah transfer ilmu pengetahuan dan teknologi. Tugas ini dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pendidikan. Univeristas menyelenggarakan pendidikan dalam berbagai dsiplin ilmu yang menjadi andalannya. Tugas kedua adalah mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tugas ini dilaksanakan dalam bentuk kegiatan penelitian. Tentu juga dibawah penelitian payung yang menjadi fokus jelajah perguruan tinggi yang bersangkutan. Tugas ketiga adalah menyediakan jasa konsultasi ilmiah. Tugas ini dilaksanakan dalam kegiatan pengabdian (baca: pelayanan) kepada masyarakat. Ketiga tugas itu, di Indonesia, dikenal sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Sedangkan tugas keempat adalah preservasi ilmiah. Tugas ini dilaksanakan dalam bentuk melakukan ’rekaman’ ilmiah tentang pengetahuan yang ’hampir’ ditinggalkan masyarakat luas. Misalnya, Untan dapat melakukan presevasi ilmiah tentang kehidupan lanting yang dalam tiga dasa warsa terakhir ini sudah banyak ditinggalkan oleh sebagian masyarakat Kalbar. Untan juga membuat ‘rekaman’ ilmiah tentang kehidupan komunitas etnis Tionghua kelas bawah yang juga hampir tidak ada lagi dsb. Keempat tugas yang diemban oleh suatu perguruan tinggi ini sesungguhnya dilaksanakan di tingkat fakultas. Tiap fakultas melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan disiplin ilmu yang dikembangkan oleh fakultas yang bersangkutan.
Dekan berposisi sebagai ‘orang nomor satu’ di fakultasnya. Karena itu, dekan merupakan chief academic officer (CAO) dan bukan chief Executive Officer (CEO). Di universitas yang bertaraf internasional, dekan selalu dijabat oleh seorang Profesor. Sebagai professor, dekan diharapakan dapat memberi jaminan akan kebebasan akademik. Dekan dapat melindungi para dosen yang berbeda pendapat dengan pendapat umum, atau berbeda secara terbuka dari penguasa dalam mengembangkan keilmuannya. Nah, dengan demikian dekan yang juga seorang professor haruslah berada di garis depan dalam disiplin keilmuannya.
Berada di garis depan dalam bidang ilmunya menjadi syarat mutlak untuk menduduki kursi dekan. Dengan begitu, memang dekan bukan sekedar manager. Yang diurus dekan bukan hanya masalah managerial. Masalah-masalah managerial diurus oleh para wakil (Pembantu) dekan: wakil dekan bidang akademis, wakil dekan bidang personalia dan administrasi, wakil dekan bidang keuangan, dan wakil dekan bidang kemahasiswaan.

Yang diurus oleh dekan meliputi pengembangan pendidikan dan juga pengembangan ilmu pengetahuan di fakultas yang dipimpinnya. Dengan begitu, di fakultas yang dipimpinnya berkembang ilmu pengetahuan yang menjadi unggulannya. Dengan model ini, maka di perguruan tinggi yang bertaraf internasional, dekan dapat bertahan lama sejauh ia masih dapat menempatkan fakultasnya di garis depan dalam keilmuannya. Jika tidak mampu ia mengundurkan diri atau siap digantikan oleh profesor lain yang masih berada di garis depan.
Profesor Margono Slamet, salah seorang yang mempunyai andil besar dalam mengembangkan perguruan tinggi di wilayah barat Indonesia (termasuk Untan) menyatakan menjadi dekan penuh dengan tantangan. Karena itu, seorang dekan harus cerdik bagai burung merpati, kuat bagai naga, dan luwes bagai diplomat. Semoga! **

No comments:

Post a Comment